Hai Kawan!
Kawan, disini sedang hujan. Secangkir kopi
menemaniku dengan lagu-lagu dari Avenged Sevenfold. Ya, aku tahu itu band
idolamu. Akupun masih ingat betul, dua judul lagu Avenged Sevelfold yang
tersimpan dalam ponselmu: Nightmare dan Dear God. Aku sekarang sedang mendengar
lagu itu.
Kawan, bagaimana permainan gitarmu? Kurasa kau makin jago.
Kawan, kau perlu tahu, aku selalu iri dengan
permainan gitarmu itu dan merasa enggan ketika kau ajak bicara tentang gitar.
Tapi kawan, aku ingin belajar gitar. Sudikah kau mengajariku? Kebetulan setahun
lalu aku membeli gitar, tapi kini masih jadi sekedar penghias kamar.
Kawan, terimakasih pernah mengajakku berkunjung ke
rumahmu. Aku lupa persisnya berapa kali, tapi tentu lebih dari dua kali.
Terimakasih atas jamuanya dan keramahan keluargamu. Terimakasih oleh-oleh
sebotol jamu-nya, jamu buatan Ibumu enak!
Maaf kawan, jika sebelumnya aku menolak beberapa kali
permintanmu untuk bertamu kerumahku. Tapi kawan, kini pintu rumahku terbuka
untukmu. Sungguh! Bahkan Orangtuaku sendiri juga berharap kau datang kerumah
kami.
Kawan, apakah kau ingat kapan terakhir kali kita
berjumpa? Aku sendiri tak ingat betul, mungkin 2-3 tahun yang lalu. Bagiku itu
sudah sangat lama. Perlulah kita segera berjumpa kembali. Menikmati kopi sembari berbica tentang musik
ataupun kisah asmaramu. Ah, sayangnya kau dengan kebiasaanmu. Berganti-ganti
nomor ponsel. Tinggalkan nomor ponselmu jika kau membaca ini atau tinggalkan
nama akun media sosial mu (meski aku tak yakin kau punya medsos)
Terakhir kawan, untukmu aku ingin mengucapkan:
Kawan, terimakasih!
Dari teman sekelas dan satu meja denganmu empat
tahun yang lalu.
kadang teman emang ada yang gini. kalau udah pisah gaada kabarnya
ReplyDeletebegitulah, kadang juga tiba-tiba ketemu tanpa sengaja.
Delete