“panjang, licin, geli, tapi enak”
Kalau ngak salah namanya Telik,
sebuah alat untuk menangkap belut yang
terbuat dari bambu yang dianyam. Ukuranya sekitar 50 cm atau tak lebih dari
1 meter (saya tidak terlalu bisa mendeskripsikan dengan kata-kata mengenai
bentuk telik, yang jelas ketika belut masuk kedalam telik, maka kemungkinan
besar ia tak dapat keluar). Di keluarga kami, hanya Bapak yang bisa membuat Telik,
saya sendiri tak bisa, mencoba membuat saja tak pernah, hanya saya pernah
melihat Bapak membuatnya. Untuk membuatnya butuh ketlatenan. Bapak, biasa membuat sekitar 2-4 telik, tentu tidak
dikerjakan dalam satu waktu. Telik yang sudah jadi dibawah ke sawah (ini kalau
lagi musim tanam padi atau ketika air di sawah melimpah), telik-telik di sebar
di berbagai sudut sawah di waktu sore atau malam hari dan diambil ketika pagi hari. Oh ya, telik
tersebut tentu harus sudah di pasang umpan (entah umpanya apa, saya tak tahu).
Tentu hasilnya, tak semua telik berisi belut yang
terperangkap, terkadang kosong-melompong,
tapi terkadang di satu telik terperangkap 3-5 belut. Belut-belut yang didapat
bukan untuk dijual, tapi sekedar untuk dikonsumsi pribadi (keluarga kami).
Belut yang sudah dibersihkan, lalu dimasak untuk di jadikan
lauk, lebih sering untuk lauk makan siang. Belut biasanya ditunu di dalam pawon,
yang terkadang memang dibiarkan sampai terlihat gosong. Lalu disiapkan sambel
terasi (cabe, garam dan terasi diulellk dengan tambahan sedikit air), belut
yang sudah matang tinggal di penyet saja di sambel terasi. Nasi hangat, dengan
lauk belut penyet sambel terasi, hmm rasanaya begitu nikmat.
Selain dengan telik, untuk mendapatkan belut bisa dilakukan
dengan cara di setrum. Tentu bedanya, kalau dengan telik, belut biasanya masih
dalam kondisi hidup kalau dengan cara setrum belut didapat dalam kondisi mati.
(goggle)
Licin-licin gitu belut enak loh :)
enak juga ya hhihih
ReplyDeleteguriiih gan
Deleteditambah proteinya tinggi, yummiiiii
ReplyDeleteyup. yummii bangeet
DeletePas masuk perangkap belutnya teriak minta tolong engga?
ReplyDeletedia ngerayu-ngerayu gituu..
Deleteinget lagi kecil kalau musim hujan suka berburu belut di sawah, pulangnya makan belut goreng
ReplyDeleteiya mbak. apalagi dapatnya banyak..
Deleteyg ketangkep belutnya besar gak,,.
ReplyDeletekecil kecil gan.
Deletejadi pengen makan belut nih :)
ReplyDeleteyo'i.. guriih gan. cobain aja
Deletesalah satu makanan faforit ane gan, hemm
ReplyDeletemasih sering makan gan?
Delete